Manajer adalah pimpinan atau
pemimpin suatu organisasi. Karena manajer berhubungan langsung
dengan pengambilan keputusan, paling tidak, seorang manajer harus
memiliki keterampilan konseptual yang
merupakan keterampilan memahami dan mengelola organisasi, keterampilan manusiawi yaitu
keterampilan melakukan kerjsama, memotivasi dan membangkitkan etos kerja
pegawai; dan keterampilan teknis,
yaitu keterampilan mengoperasikan alat-alat, metode, dan fasilitas lainnya yang
tradisional maupun modern.
Seorang manajer disebuah lembaga
pendidikan adalah seorang pimpinan penyelenggara pendidikan di lembaga
pendidikan tersebut. Dalam suatu sekolah, manajer dilembaga tersebut adalah seorang
kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang
paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Ketercapaian tujuan
pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepemimpinan
kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin pendidikan. Kepala sekolah
merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang
bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru
dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.
Menjadi tenaga kependidikan yang
profesional tidak akan terwujud begitu saja tanpa adanya upaya untuk
meningkatkannya. Menurut Made Pidarta (2000:89) menyatakan bahwa seorang
penyelenggara pendidikan disebuah lembaga pendidikan mempunyai kewajiban-kewajiban
sebagai berikut:
1. Menjadi
manajer lembaga pendidikan tersebut dengan tugas-tugas sebagai berikut:
a. Mengadakan
prediksi tentang kemungkinan perubahan lingkungan seperti perubahan ilmu dan
teknologi, tuntutan hidup, aspirasi masyarakat, dan sebagainya.
b. Merencanakan
dan melakukan inovasi dalam pendidikan.
c. Menciptakan
strategi dan kebijakan lembaga agar proses pendidikan tidak mengalami hambatan.
d. Mengadakan
perencanaan dan menenukan sumber-sumber pendidikan.
e. Menyediakan
dan mengkoordinasi fasilitas pendidikan.
f. Melakukan
pengendalian terhadap pelaksanaan agar tidak terlanjur membuat kesalahan.
2. Menjadi
pemimpin lembaga pendidikan:
a. Memimpin
semua bawahan.
b. Memotivasi
agar bekerja dengan rajin dan giat.
c. Meningkatkan
kesejahteraan bawahan.
d. Mendisplikan
para pendidik dan pegawai dalam melkasnakan tugasnya.
3. Sebagai
supervisor atau pengawas:
a. Mengawasi
dan menilai cara kerja dan hasil kerja pendidik dan pegawai.
b. Memberi
supervisi dalam meningkatkan cara kerja.
c. Mencari dan
memberi peluang untuk meningkatkan profesi para pendidik.
d. Mengadakan
rapat-rapat untuk memperbaiki pendidikan dan pengajaran.
4. Sebagai pencipta
iklim bekerja dan belajar yang kondusif dengan tugas-tugas:
a. Menempatkan
personalia secara benar sesuai dengan keahlian dan keterampilannya.
b. Membina
hubungan personalia yang positif.
c. Meningkatkan
dan memperlancar komunikasi.
d. Menyelesaikan
konflik.
e. Meningkatkan
dan memelihara persatuan dan kesatuan personalia.
5. Sebagai
pencipta lingkungan bekerja dan belajar yang kondusif, dengan tugas-tugas:
a. Menghimpun
dan memanfaatkan informasi tentang sumber belajar.
b. Memperkaya
alat-alat belajar, alat-a;at peraga, dan media pendidikan.
c. Memperkaya
lingkungan hidup.
d. Mengharmoniskan
lingkungan lembaga dan ruangan kelas.
6. Menjadi
administrator lembaga pendidikan dengan tugas menyelenggarakan kegiatan rutin
yang dioperasikan oleh para personalia lembaga:
a. Mengendalikan
struktur organisasi.
b. Melaksanakan
administrasi substantive.
c. Melakukan
pengawasan terhadap efektivitas dan efisiensi kerja.
7. Menjadi koordinator
kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat:
a. Berinisiatif
membentuk suatu badan kerjasama.
b. Mengadakan
survey untuk menampung aspirasi masyarakat.
c. Menghimpun
dukungan masyarakat.
d. Melaksanakan
kerjasama dengan masayarakat.
Sedangkan fungsi
manajer adalah adalah sebagai berikut:
- Fungsi strukturalisasi, yaitu menetapkan struktur kepegawaian terutama dalam penyusunan dan penempatan personal, material, pekerjaan-pekerjaan, dan pikiran-pikiran didalam struktur itu.
- Fungsi relation ship, yaitu menjalin hubungan dengan pihak eksternal lembaga dengan mempertegas tugas, fungsi, kewajiban-kewajiban, hak-hak, dan tanggung jawab masing-masing anggota yang di susun menjadi pola-pola kegiatan yang tertuju pada tercapainya tujuan pendidikan.
- Fungsi integritas usaha-usaha suatu pendidikan, yang dapat juga diartikan sebagai alat untuk mempersatukan usaha-usaha menyelesaikan berbagai kegiatan lembaga pendidikan.
Dari penjelasan diatas dapat di
simpulkan bahwa tugas dan fungsinya menajer adalah melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen, yaitu merencanakan seluruh program kerja lembaga pendidikan secara
konseptual. Kepemimpinan manajer memegang peranan sangat penting dalam
perkembangan lembaga pendidikan.
Dalam melaksanakan
fungsinya sebagai manajer organisasi pendidikan, manajer harus memiliki
berbagai persyaratan tertentu agar ia dapat menjalankan tugasnya dengan
baik. Beberapa persyaratan tersebut diantaranya adalah memiliki
ijasah, kemampuan mengajar, dan kepribadian yang baik, serta memiliki
pengalaman bekerja pada lembaga yang sejenis.
B.
Tugas telaah
masalah bagi Manejer
Pada hakikatnya, manajer yang
memiliki keterampilan konseptual adalah manajer yang cerdas menelaah masalah
yang dihadapi. Permasalahan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan biasanya
tidak hanya disebabkan oleh satu faktor, melainkan oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor lahirnya masalah adalah sebagai berikut.
1.
Faktor
kepemimpinan suatu lembaga.
2.
Faktor penempatan manajer madya dan manajer
operasional yang kurang mahir.
3.
Faktor
sarana dan prasarana yang kurang memadai.
4.
Faktor
tujuan pendidikan yang ditetapkan.
5.
Faktor
sumberdaya manusia.
6.
Faktor
kurikulum dan filosofi yang tidak rasional.
7.
Faktor
sumber dana bagi operasional lembaga pendidikan
8.
Faktor media
pendidikan.
9.
Faktor
lingkungan sekolah dan lingkungan eksternal sekolah yang kurang menunjang.
10. Sistem yang
buruk dan manajemen yang buruk
Manajer yang akan mengambil
keputusan harus menelaah sistem manajemen yang selama ini
diterapkan, misalnya menelaah kinerja staf atau bawahannya. Tujuan dari suatu
telaah staf adalah membantu manajer dalam mengambil keputusan terhadap suatu masalah
tertentu yang dihadapi. Hasil yang diperoleh dari suatu penelaahan adalah
rekomendasi yang memuat alternatif yang perlu ditempuh didalam memecahkan suatu
permasalahan. Pada umumnya, suatu penelaahan memiliki karakteristik tertentu,
yaitu:
1.
Proses
investigasi terhadap tujuan-tujuan lembaga pendidikan yang telah dievaluasi dan
hasilnya telah disempurnakan.
2.
Mengukur
diri sendiri.
3.
Mencari
alternative pemecahan masalah yang paling memungkinkan.
4.
Perbandingan
terhadap alternatif-alternatif yang tersedia, terutama terhadap pengaruh yang
ditimbulkannya.
5.
Pertimbangan
aspek-aspek permasalahan yang dianggap penting.
Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa tugas telaah masalah, kaitannya dengan tugas manajer,
terletak pada proses menentukan langkah-langkah pengambilan keputusan. Manajer
yang cerdas, cermat, dan bijaksana dalam pengambilan keputusan, terutama,
ketika menetapkan alternatif pemecahan
masalah adalah manajer yang mementingkan penelitian dan pengujian terhadap
berbagai alternatif yang ada. Pengambilan keputusan yang dilakukan
manajer harus mengacu pada pandangan-pandangan rasional dan kebijakan yang
telah dimusyawarahkan dengan seluruh bawahannya.
C.
Tingkatan Manajemen Pendidikan
Menurut Kadarman (2001:45)
menjelaskan bahwa dalam organisasi kecil, menengah, besar maupun raksasa,
tugas-tugas manajemen adalah menggunakan sumber daya yang memiliki seoptimal
mungkin, dengan melakukan kegiatan yang efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi
dapat dicapai. Kagiatan tersebut bermacam-macam, baik dilihat dari segi
bidangnya maupun keterampilan yang dibutuhkan.
Karena pendidikan, pengalaman,
keterampilan, dan daya pemahaman terhadap sasaran organisasi oleh masing-masing
tenaga kerja tidak sama diperlukan orang-orang tertentu yang bertugas
mengarahkan semua kegiatan organisasi untuk pencapaian tujuan organisasi. Orang
tersebut adalah manajer. Menurut tingkatannya dalam organisasi, ada tiga jenis
manajer yaitu:
1.
Manajer
puncak (top managers).
2.
Manajer
menengah (middle managers).
3.
Manajer
garis pertama (first line managers).
Jenis-jenis manajer dapat dibedakan
menurut ruang lingkup kegiatan yang dikelola.
a.
Manajer
fungsional (functional managers), yaitu manajer yang hanya bertanggung jawab
atas suatu kegiatan saja atau menjelankan satu fungsi manajerial saja, misalnya
manajer produksi/operasi, manajer pemasaran, manajer keuangan, atau manejer
SDM.
b.
Manajer umum
(general managers), yaitu manajer yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan
dalam unitnya, seperti keuangan, pemasaran, produksi/operasi, dan SDM.
Perlu diketahui bahwa di dalam
setiap organisasi, semakin tinggi tingkat manajernya, jumlahnya semakin
sedikit, dan sebaliknya. Selain itu, kerja sama yang baik dan harmonis antara
manajer dan karyawan mutlak diperlukan. Tanpa itu semua, akan terjadi beberapa
kerugian, terutama ketegangan-ketegangan dan pemborosan-pemborosan yang
akhirnya menghambat tercapai tujuan organisasi.
Setiap tingkatan manajemen atau
manajer dalam lembaga pendidikan harus memiliki tiga keterampilan utama.
Manurut Robert L. Kazn, tiga jenis keterampilan utama yang dibutuhkan oleh
semua tingkatan manajer, yaitu sebagai berikut:
1. Keterampilan
teknis (technical skill), adalah kemampuan menggunakan alat-alat, prosedur,
teknis suatu bidang yang khusus, misalnya keterampilan dengan suatu cara
pembuatan produk, pemeliharaan mesin, penjualan produk, dan sebagainya.
Kaitannya dengan lembaga pendidikan keterampilan pimpinan perguruan tinggi atau
sekolah contohnya adalah keterampilan membuat satuan acara pembelajaran,
membuat modul, membuat jadwal kuliah atau kalender akademik.
2. Keterampilan
manusiawi (human skills), adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain
dan memotivasi orang lain, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.
Keterampilan ini sangat penting bagi manajer agar ia dapat bekerja sama dengan
anggota-anggota organisasi yang lain, maupun memimpin rapat. Dalam lembaga
pendidikan, keterampilan manusiawi sangat penting karena guru berhubungan
dengan murid, dosen dengan mahasiswa, dan pemimpin berhubungan dengan seluruh
anak buahnya.
3. Keterampilan
konseptual (conceptual skills), adalah kemampuan untuk mengoordinasikan dan
memadukan berbagai kepentingan dan kegiatan organisasi ini mencakup kemampuan
manajer untuk melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan dan memahami
bagaimana perubahan pada setiap bagian dapat memengaruhi keseluruhan
organisasi. Keterampilan ini wajib dimiliki oleh pimpinan pusat atau manajer
puncak.
D.
Sejarah
perkembangan ilmu manajemen
Perkembangan pemikiran manajemen pada
pedagang-pedagang Sumeria dan pembangun piramid Mesir yaitu para pemilik budak
selama berabad-abad menghadapi permasalahan eksploitasi/memotivasi budak yang
bergantung namun terkadang suka melawan (memaksa otoritas), namun banyak
perusahaan pra-industri dengan skala mereka yang kecil, tidak merasa terdorong
untuk menghadapi permasalahan manajemen secara sistematis. Namun, inovasi
seperti penyebaran sistem angka Hindu-Arab (abad ke-5 hingga ke-15) dan
kodifikasi kesekretariatan entri ganda (1494) menyediakan perangkat untuk
penilaian, perencanaan dan kendali manajemen abad 19.
Bidang pelajaran manajemen berkembang dari
ekonomi dalam abad 19 . Pelaku ekonomi klasik Adam Smith dan John Stuart Mill
memberikan teori-teori pengaturan sumber daya, produksi dan penetapan harga.
Pada saat yang hampir bersamaan, penemu seperti Eli Whitney, James Watt dan
Matthew Boulton mengembangkan teknik produksi seperti, penetapan standar,
prosedur kontrol kualitas, akuntansi biaya, penukaran bahan, dan perencanaan
kerja.
Pada pertengahan abad 19, Robert Owen,
Henry Poor, dan M. Laughlin dan lain-lain memperkenalkan elemen manusia dengan
teori pelatihan, motivasi, struktur organisasi dan kontrol pengembangan
pekerja. Pada akhir abad 19, pelaku ekonomi marginal Alfred Marshall dan Leon
Walras dan lainnya memperkenalkan lapisan baru yang kompleks ke teori
manajemen. Pada tahun 1900an manajer mencoba mengganti teori mereka secara
keseleruhan berdasarkan sains.
Abad 20 Teori pertama tentang manajemen
yang lengkap muncul sekitar tahun 1920. Orang seperti Henry Fayol dan Alexander
Church menjelaskan beberapa cabang dalam manajemen dan hubungan satu sama lain.
Pada tahun 1940an, Patrick Blackett mengkombinasikan teori statistika dengan teori mikro ekonomi dan lahirlah ilmu riset operasi. Riset operasi, sering dikenal dengan “Sains Manajemen”, mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya dibidang logistik dan operasi.
Pada tahun 1940an, Patrick Blackett mengkombinasikan teori statistika dengan teori mikro ekonomi dan lahirlah ilmu riset operasi. Riset operasi, sering dikenal dengan “Sains Manajemen”, mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya dibidang logistik dan operasi.
Mendekati akhir abad 20, manajemen terdiri
dari beberapa bidang terpisah, termasuk:
1. Manajemen sumber
daya.
2. Manajemen operasi
atau produksi.
3. Manajemen strategi
4. Manajemen
pemasaran.
5. Manajemen keuangan.
6. Manajemen informasi
teknologi
Perkembangan ilmu manajemen berjalan selaras, seiring dengan perkembangan
dunia industri, dari langkah awal hingga proses akhir. Dari
tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Perencanaan
(planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki.
2. Pengorganisasian
(organizing), dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
3. Pengarahan
(directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial
dan usaha-usaha organisasi. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan.
4. Pengevaluasian
(evaluating) adalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan
untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.

Good
BalasHapus