Pengikut

Senin, 17 Desember 2018

ABSTRAK Manajemen Mutu Pendidikan



ABSTRAK

Judul Buku :  Manajemen Mutu Pendidikan
Pengarang  : Prof. Dr. H. Abdul Hadis, M.Pd
                   : Prof. Dr. Hj. Nurhayati B., M.Pd
Tahun Terbit : 2014
Penerbit : Alfabeta Bandung

Rumusan masalah di dalam buku ini adalah: a). Mutu pendidikan dan permasalahanya, b). Supervisi pengajaran sebagai alat manajemen mutu terpadu dalam pendidikan, c). Kontribusi dan peranan supervisi kepala sekolah yang berbasis manajemen mutu terpadu, d). Mutu sebagai fokus perhatian dan sasaran supervisi pengajaran, E. Mutu proses dan hasil belajar mengajar berbasis manajemen mutu terpadu. Tujuanya adalah para guru dan semua staf sekolah memiliki pengetahuan dan wawasan tentang manajemen mutu dalam pendidikan.

Berdasarkan data dari dalam buku ini dijelaskan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masi jauh yang diharapkan.  Dalam persepektif makro faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan yaitu faktor kurikulum, kebijakan pendidikan, fasilitas pendidikan, dan aplikasi teknologi informasi dan komukasi, sedangkan dalam perspekti mikro faktor yang mempengaruhi ialah guru yang profesional dan guru yang sejahaterah. Supervisi adalah upaya bantuan kepada guru agar guru pengajaran pada dasarnya mengandung makna praktis. Tujuan supervisi adalah untuk memantau dang mengawasi kinerja para staf sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Dalam upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru di sekolah banyak faktor yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah yaitu selain faktor internal juga faktor eksternal. Urgensi mutu dapat dilihat dalam dua persepektif, yaitu manajemen operasional dan pemasaran.  Berbagai hasil penelitian membuktikan bahwa manajemen mutu sangat berpengaruh terhadap kinerja. Mutu proses belajar mengajar diartikan sebagai mutu dari aktivitas mengajar yang dilakukan oleh guru dan mutu aktivitas  belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Sedangkan mutu hasil proses belajar mengajar ialah mutu dari aktivitas mengajar yang dilakukan oleh guru dan mutu aktivitas mengajar yang dilakukan oleh peserta didik. Berbagai ahli pendidikan di Indonesia dan diluar negeri menyintesiskan bahwa mutu proses dan mutu hasil belajar dapat dilihat dari beberapa indikator. Dalam mutu proses dan mutu hasil belajar mengajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi.

Kesimpulan dari isi buku adalah dalam proses pembelajaran harus menerapkan manajemen mutu terpadu khususnya guru dalam mengontrol dan menjamin mutu proses pembelajaran dan hasil pembelajaran di kelas, karena hanya dengan tindakan kontrol mutu dan penjaminan mutu yang dilakukan oleh guru mutu pendidikan nasional dapat ditingkatkan.

Selasa, 11 Desember 2018

MANAJEMEN PENDIDIKAN



Dalam kehidupan yang semakin lama semakin ketat kompetensi dalam bidang pekerjaan ini, kita dituntut untuk dapat mengatur segala sesuatu dengan sistematis. Dalam menjalankan suatu proses kerja seseorang harus mempunyai pengetahuan tentang manajemen dari pekerjaannya tersebut. Dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian dan ruang lingkup dari Manajemen pendidikan yang akan memperkaya wawasan keilmuan kita.

A.    Pengertian Manajemen Pendidikan
1.      Definisi Manajemen
Menurut asal katanya, Management berasal dari kata latin yaitu “manus” yang artinya “to control by hand” atau “gain result”. Kata manajemen mungkin juga berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti “mengendalikan,” Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Manajemen dapat didefinisikan sebagai “proses perencanaan, pengorganisasian, pengisian staf, pemimpinan, dan pengontrolan untuk optimasi penggunaan sumber-sumber dan pelaksanaan tugas-tugas dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien”. Manajemen adalah Suatu Proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya.
Menurut Mary Parker Follet Manajemen Adalah sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi
Menurut Ricky W. Griffin Manajemen Adalah sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal
Menurut Drs. Oey Liang Lee Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Prof. Eiji Ogawa Manajemen adalah Perencanaan, Pengimplementasian dan Pengendalian kegiatan-kegiatan termasuk system pembuatan barang yang dilakukan oleh organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan sasaran-sasaran untuk kerja yang dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah.
Dari beberapa definisi menurut asal kata dan definisi dari pendapat ahli, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai apa yang dimaksud dengan managemen. Manajemen adalah Proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang berupa man, money, materials, method, machines, market, minute dan information untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien.
2.      Definisi Pendidikan
Dalam UU Sisdiknas Pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan prtensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
Menurut M.J. Langeveld, Pendidikan adalah merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa kepada kedewasaan. Pendidikan ialah usaha menolong anak untuk melaksanakan tugastugas hidupnya, agar bisa mandiri, akil-baliq, dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan-diri-susila dan tanggung jawab.
Tujuan Pendidikan menurut prof dr langeveld, Pendewasaan diri, dengan ciri-cirinya yaitu : kematangan berpikir, kematangan emosional, memiliki harga diri, sikap dan tingkah laku yang dapat diteladani serta kemampuan pengevaluasian diri. Kecakapan atau sikap mandiri, yaitu dapat ditandai pada sedikitnya ketergantungan pada orang lain dan selalu berusaha mencari sesuatu tanpa melihat orang lain.
Pengertian pendidikan menurut driyarkara, Pendidikan didefinisikan sebagai upaya memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani.
Pengertian pendidikan menurut Stella van Petten Henderson, Pendidikan merupakan kombinasai dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial. Pendidikan adalah pembentukan hati nurani. Pendidikan adalah proses pembentukan diri dan penetuan-diri secara etis, sesuai denga hati nurani.
Pengertian pendidikan menurut John Dewey, Education is all one with growing; it has no end beyond itself. (pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan; pendidikan sendiri tidak punya tujuan akhir di balik dirinya).
Pengertian pendidikan menurut H.H Horne, Dalam pengertian luas, pendidikan merupakan perangkat dengan mana kelompok sosial melanjutkan keberadaannya memperbaharui diri sendiri, dan mempertahankan ideal-idealnya. Carter V. Good Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga iya dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan kepribadiannya.
Pengertian pendidikan menurut Thedore Brameld, Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa warga masyarakat yang baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah).
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Tujuan Pendidikan dalam (UU Sisdiknas Pasal 3) menyatakan bahwa Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

3.      Definisi Manajemen Pendidikan
Dilihat dari pengertian manajemen dan pengertian pendidikan diatas, maka kita dapat mendefinisikan Manajemen Pendidikan sebagai suatu Proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang berupa man, money, materials, method, machines, market, minute dan information untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien dalam bidang pendidikan.

B.     Objek Kajian Manajemen pendidikan
 Objek atau sumber daya yang menjadi kajian dalam manajemen pendidikan ada tujuh , yaitu :
1.      Man
Man atau manusia adalah unsur terpenting yang perlu dikelola dalam manajemen pendidikan, pengelolaan yang biasa dilakukan misalnya dengan mengorganisasikan manusia dengan melihat apa yang menjadi keahlian orang tersebut.
2.      Money
Money atau uang dimaksudkan untuk mengelola pemdanaan atau pembiayaan secara efisien sehingga tidak terjadi pemborosan dalam suatu lembaga pendidikan.
3.      Material
Materials atau bahan materi merupakan aspek yang tidak kalah penting dalam manajemen pendidikan, melalui pengelolaan material maka bisa terbentuk kurikulum yang berisi panduan dasar untuk mentranfer ilmu dari guru ke siswa.
4.      Method
Pengelolaan metode juga harus dilakukan dengan baik, metode yang digunakan untuk mengajar guru di sekolah satu dengan guru di sekolah lain tidak sama karena tergantung pada kesiapan siswa yang diajar.
5.      Machines
Pengelolaan mesin bertujuan untuk dapat mengelola mesin yang digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar supaya dapat digunakan sebaik mungkin dan tidak cepat mengalami kerusakan, untuk orang yang mengelola mesin biasanya harus orang yang benar-benar tau cara merawat mesin tersebut dengan baik.
6.      Market
Market atau pasar adalah salah satu kunci yang menentukan sekolah atau lembaga pendidikan tersebut menjadi lembaga pendidikan yang besar atau kecil, pasar yang dimaksud adalah masyarakat secara luas, sasaran yang dituju adalah masyarakat yang berniat menyekolahkan putra putri mereka.
7.      Minutes
Minutes atau waktu perlu dikelola dengan baik karena waktu belajar peserta didik di sekolah sangat terbatas, sehingga perlu pengelolaan yang baik supaya waktu belajar mengajar menjadi lebih efisien.

C.    Tujuan Belajar Manajemen Pendidikan
  • · Efisien dalam menggunakan sumber daya.
Dengan mempelajari manajemen pendidikan dengan baik, diharapkan seseorang dapat mengelola sumber daya secara efisien, misalnya sumber daya yang berupa pembiayaan, waktu dan lain sebagainya.
  • Efektif dalam pencapaian tujuan.
Dengan mempelajari manajemen pendidikan secara berkesinambungan dan secara sungguh-sungguh, diharapkan seseorang dapat mengefektifkanproses dan sumber daya yang dikelola untuk mencapai tujuan dengan optimal.
  • Bermuara pada tujuan pendidikan.
Tujuan manajemen pendidikan tidak akan lepas dari tujuan pendidikan nasional, yaitu  bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
  • Mendukung kegiatan pendidikan dalam upaya mencapai tujuan  pendidikan.
Manajemen pendidikan juga mendukung dan memfasilitasi kegiatan pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan pendidikan yang didukung dengan manajemen pendidikan yang baik, akan mendapatkan hasil yang baik sehingga tujuan pendidikan yang ditargetkan dapat tercapai.

D.    Fungsi Manajemen Pendidikan
Fungsi manajemen pendidikan adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya.
Menurut George R. Terry, fungsi manajemen ada empat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian (controlling).
Menurut Luther Gullick , fungsi manajemen ada tujuh yaitu fungsi fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengaturan anggota (staffing), fungsi pengarahan (directing), fungsi koordinasi (coordinating), fungsi pelaporan (reporting) dan fungsi pencapaian tujuan (budgeting).
Menurut hersey and Blanchard, fungsi manajemen ada empat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi peningkatan semangat (motivating) dan fungsi pengendalian (controlling).
Pada umumnya ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.
1.      Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Perencanaan juga dapat didefinisikan sebagai prosespenyusunan tujuan dan sasaran organisasi serta penyusunan “peta kerja” yang memperlihatkan cara pencapaian tujuan dan sasaran tersebut.
2.      Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi. Pengorganisasian adalah proses penghimpunan SDM, modal dan peralatan, dengan cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan upaya pemaduan sumber daya.
3.      Pelaksanaan (actuating) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha. Pelaksanaan adalah proses penggerakan orang-orang untuk melakukan kegiatan pencapaian tujuan sehingga terwujud efisiensi proses dan efektivitas hasil kerja.
4.      Pengendalian (controlling) adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan. Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang pendidikan yang dihadapi. Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses pemberian balikan dan tindak lanjut pembandingan antara hasil yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan dan tindakan penyesuaian apabila terdapat penyimpangan.

E.     Ruang Lingkup manajemen
Ruang lingkup dari manajemen pendidikan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : Menurut Wilayah Kerja, Menurut Objek garapan, dan Menurut Fungsi Kegiatan.
  1. Menurut Wilayah kerja, ruang lingkupnya meliputi : Manajemen seluruh negara, manajemen satu propinsi, manajemen satu unit kerja, dan manajemen kelas.
  2. Menurut Objek garapan, ruang lingkupnya meliputi : Manajemen siswa, manajemen ketenaga pendidikan, manajemen sarana-prasarana, manajemen tata laksana pendidikan, mqanajemen pembiayaan dan manajemen humas.
  3. Menurut Fungsi Kegiatan, ruang lingkupnya meliputi : Merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengko-munikasikan, mengawasi atau mengevaluasi. 


DAFTAR PUSTAKA
Arti Manajemen. (online) http://ielmy.wordpress.com/other/definisi-manajemen/. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2013
Manajemen : Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen. (online) http://kherysu deska.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2013
Manajemen Pendidikan. (online) http://www.rumahafid.com. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2013
Pengertian Manajemen dan Fungsi Manajemen. (online) http://www.ilmumu.com/pengetahuan/pengertian-manajemen-dan-fungsi-manajemen/. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2013
Pengertian Manajemen dan Fungsinya. (online) http://fachruramadhan.blogspot .com/2012/04/pengertian-manajemen-dan-fungsi nya.html. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2013
Pengertian Pendidikan menurut para ahli. (online) http://belajarpsikologi.com /pengertian-pendidikan-menurut-ahli/. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2013
7 Definisi Pendidikan menurut para ahli. (online) http://7topranking.blogspot. com/2013/02/7-definisi-pendidikan-menurut-para-ahli.html. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2013

PERAN MANAJER DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN



A.      Tugas dan Fungsi Manajer
Manajer adalah pimpinan atau pemimpin suatu organisasi.  Karena manajer berhubungan langsung dengan pengambilan keputusan, paling tidak, seorang manajer harus memiliki keterampilan konseptual yang merupakan keterampilan memahami dan mengelola organisasi, keterampilan manusiawi yaitu keterampilan melakukan kerjsama, memotivasi dan membangkitkan etos kerja pegawai; dan keterampilan teknis, yaitu keterampilan mengoperasikan alat-alat, metode, dan fasilitas lainnya yang tradisional maupun modern.
Seorang manajer disebuah lembaga pendidikan adalah seorang pimpinan penyelenggara pendidikan di lembaga pendidikan tersebut. Dalam suatu sekolah, manajer dilembaga tersebut adalah seorang kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin pendidikan. Kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.
Menjadi tenaga kependidikan yang profesional tidak akan terwujud begitu saja tanpa adanya upaya untuk meningkatkannya. Menurut Made Pidarta (2000:89) menyatakan bahwa seorang penyelenggara pendidikan disebuah lembaga pendidikan mempunyai kewajiban-kewajiban sebagai berikut:
1.      Menjadi manajer lembaga pendidikan tersebut dengan tugas-tugas sebagai berikut:
a.       Mengadakan prediksi tentang kemungkinan perubahan lingkungan seperti perubahan ilmu dan teknologi, tuntutan hidup, aspirasi masyarakat, dan sebagainya.
b.      Merencanakan dan melakukan inovasi dalam pendidikan.
c.       Menciptakan strategi dan kebijakan lembaga agar proses pendidikan tidak mengalami hambatan.
d.      Mengadakan perencanaan dan menenukan sumber-sumber pendidikan.
e.       Menyediakan dan mengkoordinasi fasilitas pendidikan.
f.       Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan agar tidak terlanjur membuat kesalahan.

2.       Menjadi pemimpin lembaga pendidikan:
a.       Memimpin semua bawahan.
b.      Memotivasi agar bekerja dengan rajin dan giat.
c.       Meningkatkan kesejahteraan bawahan.
d.      Mendisplikan para pendidik dan pegawai dalam melkasnakan tugasnya.


3.      Sebagai supervisor atau pengawas:
a.       Mengawasi dan menilai cara kerja dan hasil kerja pendidik dan pegawai.
b.      Memberi supervisi dalam meningkatkan cara kerja.
c.       Mencari dan memberi peluang untuk meningkatkan profesi para pendidik.
d.      Mengadakan rapat-rapat untuk memperbaiki pendidikan dan pengajaran.

4.      Sebagai pencipta iklim bekerja dan belajar yang kondusif dengan tugas-tugas:
a.       Menempatkan personalia secara benar sesuai dengan keahlian dan keterampilannya.
b.      Membina hubungan personalia yang positif.
c.       Meningkatkan dan memperlancar komunikasi.
d.      Menyelesaikan konflik.
e.       Meningkatkan dan memelihara persatuan dan kesatuan personalia.

5.      Sebagai pencipta lingkungan bekerja dan belajar yang kondusif, dengan tugas-tugas:
a.       Menghimpun dan memanfaatkan informasi tentang sumber belajar.
b.      Memperkaya alat-alat belajar, alat-a;at peraga, dan media pendidikan.
c.       Memperkaya lingkungan hidup.
d.      Mengharmoniskan lingkungan lembaga dan ruangan kelas.

6.      Menjadi administrator lembaga pendidikan dengan tugas menyelenggarakan kegiatan rutin yang dioperasikan oleh para personalia lembaga:
a.       Mengendalikan struktur organisasi.
b.      Melaksanakan administrasi substantive.
c.       Melakukan pengawasan terhadap efektivitas dan efisiensi kerja.

7.      Menjadi koordinator kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat:
a.        Berinisiatif membentuk suatu badan kerjasama.
b.      Mengadakan survey untuk menampung aspirasi masyarakat.
c.       Menghimpun dukungan masyarakat.
d.      Melaksanakan kerjasama dengan masayarakat.
Sedangkan fungsi manajer adalah adalah sebagai berikut:  
  1. Fungsi strukturalisasi, yaitu menetapkan struktur  kepegawaian  terutama dalam penyusunan dan penempatan personal, material, pekerjaan-pekerjaan, dan pikiran-pikiran didalam struktur itu.
  2.  Fungsi relation ship, yaitu menjalin hubungan dengan pihak eksternal lembaga dengan mempertegas tugas, fungsi, kewajiban-kewajiban, hak-hak, dan tanggung jawab masing-masing anggota yang di susun menjadi pola-pola kegiatan yang tertuju pada tercapainya tujuan pendidikan. 
  3. Fungsi integritas usaha-usaha suatu pendidikan, yang dapat juga diartikan sebagai alat untuk mempersatukan usaha-usaha menyelesaikan berbagai kegiatan lembaga pendidikan.
Dari penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa tugas dan fungsinya menajer adalah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yaitu merencanakan seluruh program kerja lembaga pendidikan secara konseptual. Kepemimpinan manajer memegang peranan sangat penting dalam perkembangan lembaga pendidikan.
  Dalam melaksanakan fungsinya sebagai manajer organisasi pendidikan, manajer harus memiliki berbagai persyaratan tertentu agar ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik.  Beberapa persyaratan tersebut diantaranya adalah memiliki ijasah, kemampuan mengajar, dan kepribadian yang baik, serta memiliki pengalaman bekerja pada lembaga yang sejenis.

B.      Tugas telaah masalah bagi Manejer
Pada hakikatnya, manajer yang memiliki keterampilan konseptual adalah manajer yang cerdas menelaah masalah yang dihadapi. Permasalahan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan biasanya tidak hanya disebabkan oleh satu faktor, melainkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor lahirnya masalah adalah sebagai berikut.
1.      Faktor kepemimpinan suatu lembaga.
2.       Faktor penempatan manajer madya dan manajer operasional yang kurang mahir.
3.      Faktor sarana dan prasarana yang kurang memadai.
4.      Faktor tujuan pendidikan yang ditetapkan.
5.      Faktor sumberdaya manusia.
6.      Faktor kurikulum dan filosofi yang tidak rasional.
7.      Faktor sumber dana bagi operasional lembaga pendidikan
8.      Faktor media pendidikan.
9.      Faktor lingkungan sekolah dan lingkungan eksternal sekolah yang kurang menunjang.
10.  Sistem yang buruk dan manajemen yang buruk
Manajer yang akan mengambil keputusan  harus menelaah sistem manajemen yang selama ini diterapkan, misalnya menelaah kinerja staf atau bawahannya. Tujuan dari suatu telaah staf adalah membantu manajer dalam mengambil keputusan terhadap suatu masalah tertentu yang dihadapi. Hasil yang diperoleh dari suatu penelaahan adalah rekomendasi yang memuat alternatif yang perlu ditempuh didalam memecahkan suatu permasalahan. Pada umumnya, suatu penelaahan memiliki karakteristik tertentu, yaitu:
1.      Proses investigasi terhadap tujuan-tujuan lembaga pendidikan yang telah dievaluasi dan hasilnya telah disempurnakan.
2.      Mengukur diri sendiri.
3.      Mencari alternative pemecahan masalah yang paling memungkinkan.
4.      Perbandingan terhadap alternatif-alternatif yang tersedia, terutama terhadap pengaruh yang ditimbulkannya.
5.      Pertimbangan aspek-aspek permasalahan yang dianggap penting.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tugas telaah masalah, kaitannya dengan tugas manajer, terletak pada proses menentukan langkah-langkah pengambilan keputusan. Manajer yang cerdas, cermat, dan bijaksana dalam pengambilan keputusan, terutama, ketika menetapkan alternatif  pemecahan masalah adalah manajer yang mementingkan penelitian dan pengujian terhadap berbagai alternatif yang ada. Pengambilan  keputusan yang dilakukan manajer harus mengacu pada pandangan-pandangan rasional dan kebijakan yang telah dimusyawarahkan dengan seluruh bawahannya.

C.    Tingkatan Manajemen Pendidikan
Menurut Kadarman (2001:45) menjelaskan bahwa dalam organisasi kecil, menengah, besar maupun raksasa, tugas-tugas manajemen adalah menggunakan sumber daya yang memiliki seoptimal mungkin, dengan melakukan kegiatan yang efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Kagiatan tersebut bermacam-macam, baik dilihat dari segi bidangnya maupun keterampilan yang dibutuhkan.
Karena pendidikan, pengalaman, keterampilan, dan daya pemahaman terhadap sasaran organisasi oleh masing-masing tenaga kerja tidak sama diperlukan orang-orang tertentu yang bertugas mengarahkan semua kegiatan organisasi untuk pencapaian tujuan organisasi. Orang tersebut adalah manajer. Menurut tingkatannya dalam organisasi, ada tiga jenis manajer yaitu:
1.      Manajer puncak (top managers).
2.      Manajer menengah (middle managers).
3.      Manajer garis pertama (first line managers).
Jenis-jenis manajer dapat dibedakan menurut ruang lingkup kegiatan yang dikelola.
a.       Manajer fungsional (functional managers), yaitu manajer yang hanya bertanggung jawab atas suatu kegiatan saja atau menjelankan satu fungsi manajerial saja, misalnya manajer produksi/operasi, manajer pemasaran, manajer keuangan, atau manejer SDM.
b.       Manajer umum (general managers), yaitu manajer yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan dalam unitnya, seperti keuangan, pemasaran, produksi/operasi, dan SDM.
Perlu diketahui bahwa di dalam setiap organisasi, semakin tinggi tingkat manajernya, jumlahnya semakin sedikit, dan sebaliknya. Selain itu, kerja sama yang baik dan harmonis antara manajer dan karyawan mutlak diperlukan. Tanpa itu semua, akan terjadi beberapa kerugian, terutama ketegangan-ketegangan dan pemborosan-pemborosan yang akhirnya menghambat tercapai tujuan organisasi.
Setiap tingkatan manajemen atau manajer dalam lembaga pendidikan harus memiliki tiga keterampilan utama. Manurut Robert L. Kazn, tiga jenis keterampilan utama yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajer, yaitu sebagai berikut:
1.      Keterampilan teknis (technical skill), adalah kemampuan menggunakan alat-alat, prosedur, teknis suatu bidang yang khusus, misalnya keterampilan dengan suatu cara pembuatan produk, pemeliharaan mesin, penjualan produk, dan sebagainya. Kaitannya dengan lembaga pendidikan keterampilan pimpinan perguruan tinggi atau sekolah contohnya adalah keterampilan membuat satuan acara pembelajaran, membuat modul, membuat jadwal kuliah atau kalender akademik.
2.      Keterampilan manusiawi (human skills), adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain dan memotivasi orang lain, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Keterampilan ini sangat penting bagi manajer agar ia dapat bekerja sama dengan anggota-anggota organisasi yang lain, maupun memimpin rapat. Dalam lembaga pendidikan, keterampilan manusiawi sangat penting karena guru berhubungan dengan murid, dosen dengan mahasiswa, dan pemimpin berhubungan dengan seluruh anak buahnya.
3.      Keterampilan konseptual (conceptual skills), adalah kemampuan untuk mengoordinasikan dan memadukan berbagai kepentingan dan kegiatan organisasi ini mencakup kemampuan manajer untuk melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan dan memahami bagaimana perubahan pada setiap bagian dapat memengaruhi keseluruhan organisasi. Keterampilan ini wajib dimiliki oleh pimpinan pusat atau manajer puncak.

D.     Sejarah perkembangan ilmu manajemen
Perkembangan pemikiran manajemen pada pedagang-pedagang Sumeria dan pembangun piramid Mesir yaitu para pemilik budak selama berabad-abad menghadapi permasalahan eksploitasi/memotivasi budak yang bergantung namun terkadang suka melawan (memaksa otoritas), namun banyak perusahaan pra-industri dengan skala mereka yang kecil, tidak merasa terdorong untuk menghadapi permasalahan manajemen secara sistematis. Namun, inovasi seperti penyebaran sistem angka Hindu-Arab (abad ke-5 hingga ke-15) dan kodifikasi kesekretariatan entri ganda (1494) menyediakan perangkat untuk penilaian, perencanaan dan kendali manajemen abad 19.
Bidang pelajaran manajemen berkembang dari ekonomi dalam abad 19 . Pelaku ekonomi klasik Adam Smith dan John Stuart Mill memberikan teori-teori pengaturan sumber daya, produksi dan penetapan harga. Pada saat yang hampir bersamaan, penemu seperti Eli Whitney, James Watt dan Matthew Boulton mengembangkan teknik produksi seperti, penetapan standar, prosedur kontrol kualitas, akuntansi biaya, penukaran bahan, dan perencanaan kerja.
Pada pertengahan abad 19, Robert Owen, Henry Poor, dan M. Laughlin dan lain-lain memperkenalkan elemen manusia dengan teori pelatihan, motivasi, struktur organisasi dan kontrol pengembangan pekerja. Pada akhir abad 19, pelaku ekonomi marginal Alfred Marshall dan Leon Walras dan lainnya memperkenalkan lapisan baru yang kompleks ke teori manajemen. Pada tahun 1900an manajer mencoba mengganti teori mereka secara keseleruhan berdasarkan sains.
Abad 20 Teori pertama tentang manajemen yang lengkap muncul sekitar tahun 1920. Orang seperti Henry Fayol dan Alexander Church menjelaskan beberapa cabang dalam manajemen dan hubungan satu sama lain.
Pada tahun 1940an, Patrick Blackett mengkombinasikan teori statistika dengan teori mikro ekonomi dan lahirlah ilmu riset operasi. Riset operasi, sering dikenal dengan “Sains Manajemen”, mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya dibidang logistik dan operasi.
Mendekati akhir abad 20, manajemen terdiri dari beberapa bidang terpisah, termasuk:
1.      Manajemen sumber daya.
2.      Manajemen operasi atau produksi.
3.      Manajemen strategi
4.      Manajemen pemasaran.
5.      Manajemen keuangan.
6.      Manajemen informasi teknologi
Perkembangan ilmu manajemen berjalan selaras, seiring dengan perkembangan dunia industri, dari langkah awal hingga proses akhir. Dari tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
2.   Pengorganisasian (organizing), dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
3.   Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan.
4.   Pengevaluasian (evaluating) adalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.